Selasa, 01 Jan 2008
Pelajar Apresiasi Guyub Bareng
Pelajar Apresiasi Guyub Bareng
MOJOKERTO - Pameran Lukisan Guyub Bareng yang digelar Dewan Kesenian Kota Mojokerto (DKM) mendapatkan apresisasi penuh para pelajar. Terbukti, baru dibuka kemarin tercatat ada 300 pelajar yang datang di sekretariat DKM, tempat berlangsungnya acara.
Ketua Biro Seni Rupa DKM, Shokif Husein kepada Radar Mojokerto mengatakan pihaknya optimistis ke depan tahun 2008 ini, kegiatan seni budaya akan semakin mendapatkan minat. Hanya saja, sejauh ini belum ada transaksi dari para pengunjung terhadap skeitar 90 lukisan yang dipamerkan. "Ya, mungkin baru sehari," ujarnya tentang kegiatan yang dibuka kemarin pagi.
Rencananya, pameran ini akan berlangsung selama lima hari sampai dengan 4 Januari mendatang. "Tapi, kalau memungkinkan kita perpanjang ya akan kita perpanjang lagi. Toh tempatnya juga tidak menyewa," katanya.
Dalam menyiapkan kegiatan ini, tampaknya Biro Seni Rupa DKM tidak main-main. Terbukti, gedung DKM di komplek GOR Majapahit disulap sedemikian rupa. Nyaris menyerupai galeri-galeri seni yang ada. Dinding-dindingnya didekorasi dengan anyaman bamboo. Demikian pula teras depan dan samping barat dihiasi atap ijuk sehingga menampilkan kesan alami. Di antara ruang-ruang dan teras inilah, puluhan karya seni rupa ditampilkan.
Beberapa nama yang sudah cukup dikenal ikut serta dalam kegiatan ini. Misalnya, Samijan, Mas Ronny, Nurbudi Hariyono, Oki Sunaryo, Muntolib, Mas Lis, YS Qomar Karya, Priyok Dekaem dan lainnya.
Karya para seniman ini sebagian besar menganut aliran naturalis. Hanya beberapa karya yang mengusung tema surealis, seperti lukisan Panca Indera karya Samijan, Sesembahan Gairah karya Oky Sunarya yang dilukis di atas kanvas ukuran 90 x 66 cm. Mas Ronny yang juga guru SMAN 2 tampaknya menyumbang banyak karya dengan tema kota-kota lama. YS Qomar mengusung lukisannya tentang cerita legenda Joko Tarub dan beberapa lukisan lainnya.
Diakui oleh Shokif, sejauh ini para pelukis lebih banyak membuat karya naturalis. Ini karena karya naturalis lebih mudah dicerna dan mungkin dinikmati masyarakat awam. "Yang naturalis saja, kadang pameran lukisan kurang diminati, apalagi kalau kita menampilkan karya yang surealis dan abstrak," katanya. (in)
Ketua Biro Seni Rupa DKM, Shokif Husein kepada Radar Mojokerto mengatakan pihaknya optimistis ke depan tahun 2008 ini, kegiatan seni budaya akan semakin mendapatkan minat. Hanya saja, sejauh ini belum ada transaksi dari para pengunjung terhadap skeitar 90 lukisan yang dipamerkan. "Ya, mungkin baru sehari," ujarnya tentang kegiatan yang dibuka kemarin pagi.
Rencananya, pameran ini akan berlangsung selama lima hari sampai dengan 4 Januari mendatang. "Tapi, kalau memungkinkan kita perpanjang ya akan kita perpanjang lagi. Toh tempatnya juga tidak menyewa," katanya.
Dalam menyiapkan kegiatan ini, tampaknya Biro Seni Rupa DKM tidak main-main. Terbukti, gedung DKM di komplek GOR Majapahit disulap sedemikian rupa. Nyaris menyerupai galeri-galeri seni yang ada. Dinding-dindingnya didekorasi dengan anyaman bamboo. Demikian pula teras depan dan samping barat dihiasi atap ijuk sehingga menampilkan kesan alami. Di antara ruang-ruang dan teras inilah, puluhan karya seni rupa ditampilkan.
Beberapa nama yang sudah cukup dikenal ikut serta dalam kegiatan ini. Misalnya, Samijan, Mas Ronny, Nurbudi Hariyono, Oki Sunaryo, Muntolib, Mas Lis, YS Qomar Karya, Priyok Dekaem dan lainnya.
Karya para seniman ini sebagian besar menganut aliran naturalis. Hanya beberapa karya yang mengusung tema surealis, seperti lukisan Panca Indera karya Samijan, Sesembahan Gairah karya Oky Sunarya yang dilukis di atas kanvas ukuran 90 x 66 cm. Mas Ronny yang juga guru SMAN 2 tampaknya menyumbang banyak karya dengan tema kota-kota lama. YS Qomar mengusung lukisannya tentang cerita legenda Joko Tarub dan beberapa lukisan lainnya.
Diakui oleh Shokif, sejauh ini para pelukis lebih banyak membuat karya naturalis. Ini karena karya naturalis lebih mudah dicerna dan mungkin dinikmati masyarakat awam. "Yang naturalis saja, kadang pameran lukisan kurang diminati, apalagi kalau kita menampilkan karya yang surealis dan abstrak," katanya. (in)
(Harian Radar Mojokerto)
5 komentar:
Selamat berjuang terus untuk DKM Kota Mojokerto.
Salam Budaya 'tuk Rekan semuanya.
Buat Bung Shokif :
Bukannya sebuah difinisi pelarian ke Naturalism sebagai disiplin karya,sekalipun kebanyakan teman mengkondisikan karyanya seperti itu,mungkin masih merupakan eksplorasi mencari jati diri.tetapi perlulah disadari Disiplin karya yang komunikatif adalah karya yang menyentuh,bukan sekedar tuntutan pasar yang sesederhana menarik banyak orang dan pengunjung dan yang terjual laku sebagai takarannya. Yang lebih penting membangun gelombang Apresias semakin semarak kecintaan terhadap karya yang punya stamina kwalitas.
Mudah-mudahan perkembangan Seni Lukis di Kota Mojokerto tidak salah menggelinding pada jalur yang menyimpang dari pemahaman karya yang benuansa Akademika yang sebenar-benarnya,memang kita tidak bisa memungkiri lakunya karya adalah kebanggaan seorang pelukis serta menjadi tuntutan untuk hidup dan berkembang terus.
Tetapi perlu disadari semakin karya berkwalitas semakin tak ternilai harga dan memenuhi pasar yang sesungguhnya,tugas Komunitas Seniman harus di perketat mengajak Masyarakat memahami Apresiasi terhadap karya yang bermutu,tidak sekedar memenuhi Kwantitas semata.
Seniman Lukis tidak bisa memaksakan kehendak yang pada hakekatnya petualangan Pameran baik banyak pengunjung ataupun tidak,disukai ataupu tidak disukai,laku ataupun tidak,yang jelas tugas berkesenian haruslah selalu berupaya memperbaiki kwlitas karya.
Yusach NH.
Mo nonton video ludruk karya budaya ? Ke www.mojokerto.info saja Pak.
hmmmm... yang ngelola ini sapa sih ??
-dari wong P dan K paling ganteng-
huahahaha..
Mau uang gratis dan online? Kunjungi
http://ptc-ptr-ptsu.blogspot.com
Mohon kunjungi http://mojoniaga.blogspot.com/2009/02/asri-penyanyi-cilik-mojokerto.html terima kasih sebelumnya mohon ada respon....
Posting Komentar